Mentari pagi.. beri salam lagi...
Aku berdendang didalam bus yang membawaku pergi kesekolah. Tampak cahaya mentari, kicauan burung, serta hawa dingin membaur menjadi satu dan menciptakan afsun alam tersendiri. Dibalik kaca bus, aku melihat pesona jagad dengan netra yang diaplikasikan dengan hati serta pikiran. Di balik bukit Wonokoyo, tampak Gunung Semeru berdiri dengan gagahnya dan tampak menjulang menembus awan yang belum sirna di angkasa itu, elok sekali. Lika-liku jalan sama seperti lika-liku kehidupanku. Didepan, tampak pak sopir sedang mengemudikan bus dengan hati-hati, selain jalan yang berkelok-kelok, jalan itu ditutupi oleh kabut berformalin, awet sekali hingga dingin dibuatnya.
Tak terasa, aku sudah setengah jam di dalam bus, seorang kernet bus itu teriak-teriak kepada sopir bus agar berhenti tepat di pintu gerbang sekolahku. Aku pun beranjak pergi meninggalkan bus yang tampak menatapku bisu masuk kesekolah menapaki paving muka datar itu.
Didalam kelas, aku berdoa sejenak kepada Allah yang mahmud, atas nirwata perlindungan yang diberikan Tuhan kepadaku saat aku pergi kesekolah tadi. Aku keluar dari dalam kelas, melihat indahnya halaman sekolah yang indah nan asri. Diteras kelas, aku melihat pohon sukun, bukan terpanah dengan buah sukun yang masak itu, namun aku terpanah melihat bunga anggrek yang menatapku sedih meminta belas kasihan agar aku mau memberikan seteguk air. Segera aku mengambilkan air dan menyiramkan kepada bunga anggrek yang malang kehausan itu.
Sudah banyak siswa yang berdatangan, sibuk melihat jadwal kelas yang tertera dimading sekolah. Terdengar bunyi pengumuman dari guru agama agar ketua kelas segera mengambil kotak amal jumat, segera aku mengambil kotak amal tersebut di depan ruang informasi.
Di depan ruang informasi, Pak Adi sedang kerepotan untuk mengibarkan bendera merah putih. Dengan sopan, aku menawari bantuan untuk membantu mengibarkan panji negara Indonesia. Setelah bendera berkibar, lagu Indonesia berkumandang dari speaker yang dipasang dipojok-pojok gedung sekolah. Seluruh warga sekolah berdiri dengan hormat, mendengarkan dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan khidmat.
Bell sudah berbunyi layaknya genta yang digerakkan dan menimbulkan irama khas tersendiri merupakan syarat saatnya masuk kelas dan mulai pelajaran. Sebelum pelajaran, aku memanjatkan doa kepada sang kuasa agar kegiatan belajar mengajar bisa berjalan lancar. Setelah itu, guru menyuruh untuk membuat kelompok musyawarah pemecahan soal. Dengan patuh kami langsung membuat kelompok dan musyawarah tentang tugas yang diberikan oleh guru.
Bell pulang berkumandang, saatnya aku dan teman-teman berkemas meninggalkan ruang kelas. Tampak murid-murid itu berhamburan, lari menuju gerbang depan membawa kesibukan sendiri. Ada yang tergopoh-gopoh pergi ke masjid shalat jumat, ada juga yang bingung dengan ruang studi agama, ada juga yang langsung nongkrong di kantin sekedar menikmati kopi hitam.
Dari mushala, kumelihat kucing yang berjalan penuh gaya menuju UKS, takut buat onar dalam UKS, hajis akupun segera mengikutinya dari belakang. Terdengar anak laki-laki sedang mengerang kesakitan di dalam UKS, jari telunjuknya terluka, kukira terkena amukan Tuan Meong tadi, ternyata ia habis terjepit pintu. Segera aku menolongnya, kuberi obat antiseptik dan kubalut lukanya dengan kasa steril.
Di ruang informasi, terdapat kakak-kakak DA dan DK sedang menyiapkan sesuatu untuk apel pramuka. Ya Pramuka, setiap hari jumat selalu diadakan ekstrakurikuer wajib pramuka untuk kelas 10.
Nguuiiiinggg....... brrbbbhhh....... (ingresif)
"Panggilan kepada seluruh kelas 10 harap segera membentuk barisan apel di lapangan atas."
Tampak anak-anak kelas 10 lari tergopoh-gopoh menuju lapangan untuk menyiapkan diri ,jika terlambat sedikit, kacuk dibuatnya. Mereka takut dimintai bubur kacang ijo. Itulah bubur yang tak berasa bubur, namun kata itu nyalawadi di pramuka.
Sangkala akan dimulainya apel, terdengar ucapan yang bikin saru.
"Aduh, kapan sih pramuka berakhir, udah panas suruh apel pula..., macam riwan aku ikut pramuka, seolah-olah inferno tempat ini dibuatnya."
"Duh, kamu banyak omong banget sih, dasar manja! "
Sudah kebiasaan yang tak suka pramuka sering mengatakan hal seperti itu. Harap dimaklumi, mungkin mereka belum tahu bahwa pramuka itu banyak sekali manfaatnya.
"Oke adek-adek, petugas apel silahkan mempersiapkan diri, apel segera dimulai."
Setelah apel selesai, sanggaku diperkenankan memasuki kelas. Kami sedang berebut bangku untuk duduk, karena dalam kelas itu, jumlah kursinya terbatas. Sebagai pinsa, aku ikut berebut kursi dan aku berhasil mendapatkan 5 kursi, lalu aku menyuruh teman-teman dari sanggaku untuk duduk, bahagianya melihat mereka senang mendapatkan tempat duduk.
"Assalamualaikum adek-adek..., sebelum materi pramuka dimulai, marilah kita berdoa menurut keyakinan masing-masing, berdoa mulai..."
Setelah berdoa usai, setiap sangga diberi 1 gulungan kertas karton oleh kakak DA.
"Okeh adek-adek, silahkan buat origami bertuliskan kode etik pramuka."
Mendengar perintah dari kakak DA, aku dan teman-teman langsung mengerjakan, semacam invensi dengan hal ini, sebab aku tak pernah membuat hal semacam ini. Dengan prinsip rajin, terampil dan gembira, akhirnya kami menyelesaikan origami tersebut dengan cepat sebab sanggaku adalah sangga yang inventif.
"Adek-adek, waktunya sudah habis. Mohon hasil karyanya dikumpulkan. Pinsanya harap mengumpulkan uang kas."
Aku bukanlah anak inefisiensi dan bukanlah anak yang materialistis. Aku membayar hujin pramuka dengan uang tabungan hasil jualan pulsa. Seribu dua ribu aku tabung untuk keperluan yang mendesak. Jika sudah terkumpul banyak, uang tersebut aku tabungkan ke bank.
Pukul 3 sore, saatnya apel penutupan. Aku dan teman teman segera menuju lapangan untuk apel. Disana kusiapkan anggotaku agar tekesan rapi dan disiplin.
Panggilan kepada Aira harap segera menuju kedepan.
Terdengar kakak DA sedang memanggilku, segera aku kedepan menemuinya.
"Ra... kamu siap jadi pemimpin menggantikan Aisyah, dia sakit."
"Siap kak"
"Ok, makasih kamu sudah berani menjadi pemimpin apel. Kupertanggungjawabkan kepadamu, semoga kamu dapat dipercaya."
"Ok Kak"
Saat apel pramuka dimulai, aku merasa gugup. Takut jika terjadi kesalahan,pasti teman-teman banyak yang menertawaiku. Ya Tuhan, maafkan aku, ok aku harus percaya diri dengan hal yang baik, entah itu dalam pikiran, perkataan dan perbuatanku. Aku pasti bisa!
Alhamdulillah ternyata apelnya berjalan dengan baik. Setelah apel usai, aku merasa lega. Seluruh kelas 10 diperkenankan pulang.
Karya : Santi Wiji Rahayu
Kelas : XI APK 3
Tentang aditapraja.scout
Halo, Ini blogspot......
0 comments:
Post a Comment